Emiten kontraktor pertambangan PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) mengumumkan anak perusahaannya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), melalui anak perusahaannya di Australia, BUMA Australia Pty Ltd (BUMA Australia) memperoleh kontrak baru dari BHP dan Mitsubishi Alliance (BMA) untuk menyediakan jasa pertambangan di tambang Saraji. Kontrak ini senilai Rp598,7 miliar. Kontrak dari BMA senilai AUD60 juta atau setara dengan Rp598,7 miliar, berlaku untuk jangka waktu kontrak lebih dari 18 bulan dengan rata-rata produksi tahunan yang diperkirakan sekitar 7 mbcm per tahun. BUMA Australia akan menambang lokasi penambangan baru (pit) yang akan dibuka di Tambang Saraji oleh BMA.
Tambang Saraji pertama kali dikembangkan pada 1974 dan merupakan salah satu tambang batu bara terbesar di Australia, dengan cadangan batu bara yang dapat diperoleh kembali. Kontrak tersebut juga mencakup opsi perpanjangan tambahan selama 18 bulan. Presiden Direktur Delta Dunia Makmur Ronald Sutardja mengatakan pihaknya sangat berbahagia dapat memperluas kemitraan dengan BMA, dan telah terpilih untuk kontrak baru ini untuk menyediakan layanan pertambangan di tambang Saraji.
Sebagai perusahaan, kami memprioritaskan kepentingan pelanggan kami, yang kami yakini menjadi dasar hubungan jangka panjang kami dengan mitra-mitra terkemuka kami," tutur Ronald dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (15/4/2023). Menurutnya dedikasi dan keahlian tim DOID di industri pertambangan, khususnya dalam mempromosikan dan mematuhi praktik pertambangan yang baik, telah memperkuat hubungan DOID dengan pelanggan-pelanggannya saat ini, dan membuka pintu untuk peluang-peluang baru. Dia menyebut kontrak ini menjadi bukti komitmen DOID yang tak tergoyahkan dalam memperluas portofolio dan meningkatkan kegiatan pertambangan batu bara metalurgi.
"Kami bangga dapat memperkuat posisi kami sebagai pemimpin industri dan sangat menantikan untuk memberikan kontribusi bagi kesuksesan klien kami dan mendorong pertumbuhan bisnis kami,” ucapnya.
Sebagai informasi, pada 2022 DOID telah berhasil memperluas diversifikasi portofolio melalui ekspansi kegiatan operasional penambangan batu bara metalurgi (metallurgical coal), yang menyumbang 13 persen dari pendapatan DOID. Sementara itu, 87 persen sisanya berasal dari operasi penambangan batu bara berjenis termal (thermal coal).
Ke depannya, DOID akan terus berdedikasi untuk lebih meningkatkan diversifikasi bisnis dengan berfokus pada peningkatan kegiatan rehabilitasi lokasi tambang dan pengembangan proyek infrastruktur di Indonesia. Selain itu, DOID juga berkomitmen untuk mengurangi ketergantungannya pada thermal coal sehingga pendapatan grup dari thermal coal menjadi kurang dari 50 persen pada tahun 2028. Seluruh upaya tersebut sejalan dengan dedikasi DOID dalam menjalankan komitmen pengelolaan lingkungan, tanggung jawab sosial, serta tata kelola yang kuat. Perseroan juga berkomitmen dalam menjalankan upaya keberlanjutan secara konsisten dengan berpedoman pada prinsip Environment, Social and Government (ESG) yang solid. Kontrak baru ini menegaskan kepemimpinan BUMA Australia di Bowen Basin. Saat ini, BUMA Australia menyediakan layanan awal penambangan dalam kegiatan tambang terbuka (pre-strip) dan penambangan batu bara di tiga tambang BMA di Queensland: Blackwater, Goonyella Riverside, dan Saraji.
Selain itu, BUMA Australia menyediakan jasa penambangan batu bara di Broadmeadow East dan Burton Mines yang dimiliki oleh perusahaan Bowen Coking Coal. Colin Gilligan, CEO BUMA Australia, mengatakan pihaknya bangga dengan hubungan jangka panjang dengan BMA, produsen dan pemasok batu bara metalurgi lintas samudra terbesar di Australia. Pihaknya juga senang telah mendapatkan kontrak baru untuk tambang Saraji ini.
"Penghargaan kontrak ini menegaskan kepercayaan pelanggan kami yang berkelanjutan terhadap profesionalisme kami dan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan bisnis mereka. Hal ini juga mencerminkan rekam jejak ekstensif tim profesional BUMA Australia dalam memberikan layanan pertambangan yang aman, efisien, dan konsisten untuk proyek tambang batu bara BMA," tutur Gilligan.
Source: Bisnis.com